Adab Guru kepada Diri Sendiri
Diringkas dari Tadzkiratus Sami wal Mutakallim bab Adab Guru kepada Diri Sendiri karya Syaikh Ibnu Jamaah oleh Irfan Nugroho dengan mencukupkan pada perkataan Syaikh Ibnu Jamaah, tanpa mengutip ayat, hadis, atau hikmah dari para salaf yang tercantum di dalam kitab tersebut karena ayat, hadis, atau hikmah tersebut adalah penguat atas statement Syaikh Ibnu Jamaah.
Merasa diawasi Allah, bersikap tenang dan berwibawa
Syaikh Ibnu Jamaah berkata:
Senantiasa merasa diawasi oleh Allah, baik ketika sendiri atau ketika bersama orang banyak. Selalu takut kepada Allah dalam segala gerak-gerik, aktivitas, perkataan dan perbuatan.
Termasuk dalam hal ini adalah selalu bersikap tenang, berwibawa, khusyu, berhati bersih, tawaduk, dan tunduk karena Allah.
Menjaga Ilmu
Syaikh Ibnu Jamaah berkata:
Hendaknya menjaga ilmu seperti ulama salaf menjaga ilmu dan berkhidmat kepada ilmu dengan apa yang Allah jadikan untuknya berupa kemuliaan dan kehormatan.
Zuhud
Syaikh Ibnu Jamaah berkata:
Hendaknya menghiasi diri dengan akhlak zuhud terhadap dunia, meminimalkan diri dari dunia sebisa mungkin, tetapi jangan sampai merugikan dirinya sendiri apalagi keluarganya, karena apa yang dibutuhkan dari dunia dengan sikap qanaah secara seimbang bukan termasuk dunia yang tercela.
Tidak Menjadikan Ilmu untuk Meraih Kepentingan Dunia
Syaikh Ibnu Jamaah berkata:
Hendaknya memuliakan ilmu dengan tidak menjadikannya anak tangga untuk menggapai kepentingan dunia, seperti kedudukan, harta kekayaan, nama baik, ketenaran, dilayani, atau keunggulan atas rekan-rekannya.
Hendaknya memuliakan ilmu dari keinginan untuk mendapat perlakuan baik dari murid yang berkaitan dengan harta atau pelayanan, atau yang lainnya karena merasa telah sibuk berurusan dengan mereka dan sering ketemu dengan mereka.
Menghindari Profesi yang Hina dan Penyebab Fitnah
Syaikh Ibnu Jamaah berkata:
Hendaknya menghindari pekerjaan sampingan yang rendah dan hina secara tabiat, serta pekerjaan yang makruh menurut adat kebiasaan dan syariat.
Menghindari penyebab munculnya tuduhan yang tidak baik, meskipun potensi ke sana masih jauh.
Meninggalkan sesuatu yang mampu mencoreng wibawa baik kita sebagai guru, atau sesuatu yang secara lahir diingkari, meskipun hal itu boleh jika dilakukan ketika tidak ada orang.
Menampilkan Syiar-syiar Islam
Syaikh Ibnu Jamaah berkata:
Senantiasa menegakkan syiar-syiar Islam, serta hukum-hukum syariat yang zahir, seperti menegakkan salat di masjid secara berjamaah, menebarkan salam kepada orang yang dikenal maupun tidak dikenal, amar makruf nahi mungkar, serta bersabar atas gangguan di jalannya, menyuarakan kebenaran di depan penguasa, menyerahkan diri kepada Allah tanpa takut celaan siapa yang mencela.
Hendaknya menampakkan sunah dan menghindari bid’ah. Menegakkan urusan agama dan kepentingan kaum muslimin karena Allah, sesuai dengan cara yang disyariatkan dan dengan cara yang baik.
Menjaga Amalan Sunnah
Syaikh Ibnu Jamaah berkata:
Hendaknya menjaga amal-amal yang sifatnya mandub (sunnah) menurut syariat, yang berwujud perkataan atau perbuatan, seperti melazimi tilawah Quran, zikir dengan hati dan lisan, doa dan zikir di siang dan malam, juga ibadah-ibadah tambahan, seperti salat, puasa, haji, selawat kepada Nabi ﷺ.
Bergaul dengan Manusia dengan Akhlak yang Baik
Syaikh Ibnu Jamaah berkata:
Bergaul dengan manusia dengan akhlak yang mulia, seperti wajah yang berseri-seri, menebarkan salam, memberi makan, menahan marah, mencegah gangguan orang lain.
Jika dia melihat orang yang tidak menegakkan salat, taharah, atau kewajiban lainnya, dia membimbing orang tersebut dengan kasih sayang dan dengan cara yang lembut.
Menyucikan Lahir dan Batin dari Akhlak Tercela
Syaikh Ibnu Jamaah berkata:
Hendaknya membersihkan lahir dan batin dari akhlak tercela dan mengisinya dengan akhlak terpuji.
Terapi untuk akhlak tercela bisa ditemukan di kitab-kitab Ar-Raqaiq (tentang pelembut hati). Jadi, siapa saja yang ingin membersihkan dirinya dari sifat-sifat tercela, hendaknya dia membaca kitab seperti itu.
Bersungguh-sungguh dan Selalu Ingin Meningkatkan Diri
Syaikh Ibnu Jamaah berkata:
Hendaknya selalu ingin menambah kebaikan, berusaha keras dan sungguh-sungguh menjaga dan merutinkan wirid, ibadah, menyibukkan diri dan mengisi waktu dengan membaca dan mengajar, menelaah, memikirkan, memberi catatan, menghafal, menulis, dan membuat penelitian.
Tidak Gengsi Belajar dari Orang yang di bawahnya
Syaikh Ibnu Jamaah berkata:
Hendaknya tidak menolak mengambil faidah ilmu yang belum dia ketahui, meskipun itu berasal dari orang yang berada di bawahnya dari segi kedudukan, nasab, atau usia.
Guru Harus Menulis
Syaikh Ibnu Jamaah berkata:
Menyibukkan diri dengan menulis dan mengumpulkan artikel yang dia buat, tetapi hal itu jika dia sudah memiliki keutamaan yang sempurna atau keahlian yang paripurna.
Catatan:
Kalau tuntutannya seperti itu, maka orang yang menulis akan sangat sedikit. Maka menulislah sebagai wujud mencatat ilmu, setelah sebelumnya membaca, meneliti, dan memberi catatan. Yang lebih aman adalah menerjemah.
Karangasem, 10 Juli 2023
Irfan Nugroho (Pengajar di PPTQ At-Taqwa Sukoharjo)