AdabHadis

Adabul Mufrad 2: Ridha Allah di bawah Ridha Orang Tua

Pembaca rahimakumullah, artikel ini tentang hadis kedua dari kitab Adabul Mufrad, bahwa ridha Allah di bawah ridha orang tua. Ini adalah terjemahan dari kitab Rasyul Barad, Syarh Adabul Mufrad karya Syaikh Muhammad Luqman, yang akan ditambahi penjelasan dan faidah dari Al-Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah. Semoga bermanfaat. Teruskan membaca!

JUDUL HADIS

Pembaca rahimakumullah, Imam Al-Bukhari di dalam kitabnya Adabul Mufrad menulis bab berjudul:

بَابُ قَوْلِهِ تَعَالَى‏:‏ ‏{‏وَوَصَّيْنَا الإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا‏}‏

Bab firman Allah ta’ala, “Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada orang tuanya,” (QS Al-Ankabut: 8).

Di dalam bab ini, beliau menulis sebuah hadis sebagai berikut.

MATAN HADIS

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ

Ridha Rabb di bawah ridha orang tua. Murka Rabb di bawah murka orang tua, (Adabul Mufrad: 2).

Imam At-Tirmizi meriwayatkan hadis serupa dari Abdullah bin Amru bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

رِضى اللَّهِ في رِضى الوالِدَينِ ، وسَخَطُ اللَّهِ في سَخَطِ الوالدينِ

Ridha Allah di bawah ridha kedua orang tua. Murka Allah berada di bawah murka kedua orang tua, (Sunan At-Tirmizi: 1899).

PENJELASAN HADIS

Tentang sabda Nabi (“رِضا اللهِ في رِضا الوالدَيْنِ), yang artinya, “Ridha Allah di bawah ridha kedua orang tua,” maksudnya:

إرضاءُ الوالديْنِ سَبيلٌ لرِضا اللهِ عزَّ وجلَّ؛ فيَعْفو ويَغْفِرُ له؛ وذلك بالإحْسانِ إليهما، والقيامِ بِخْدِمَتِهما، وتَرْكِ عُقُوقِهما، حتى يَرْضَيا عن ابنِهِما

Membuat orang tua ridha adalah jalan menuju keridhaan Allah azza wa jalla, juga permaafan dan ampunan dari Allah. Ini dilakukan dengan berbuat baik kepada keduanya, melayani keduanya, tidak durhaka kepada keduanya, sampai keduanya ridha dengan anaknya.

شَريطةَ أنْ تكونَ الطاعَةُ التي يتحصَّلُ بها الابنُ على رِضا الوالدَيْنِ فيما يُرْضي اللهَ عزَّ وجلَّ لا فيما يُسخِطُه؛ لأنَّه لا طاعَةَ لمَخْلوقٍ في مَعْصيَةِ الخالِقِ

Dengan catatan bahwa ketaatan yang diperoleh anak dari orang tuanya itu dalam hal-hal yang diridhai Allah azza wa jalla, bukan dalam hal-hal yang membuat Allah murka, karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam maksiat kepada Al-Khaliq, (Al-Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 91648).

BACA JUGA:  Menyambung Silaturahim dengan Nasihat | Adabul Mufrad 48

Allah ta’ala berfirman:

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِه عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, (QS Luqman: 15).

Sabda Nabi (وسَخَطُ اللهِ في سَخَطِ الوالدَيْنِ), yang artinya, “Murka Allah berada di bawah murka kedua orang tua,” maksudnya:

وذلك إذا أساءَ المَرْءُ إلى والدَيْهِ بالقَوْلِ أو الفِعْلِ، وحقُّ الوالدَيْنِ يأتي بعدَ حَقِّ اللهِ عَزَّ وجَلَّ

Itu jika seseorang menyakiti orang tuanya dengan perkataan atau perbuatan. Ingat, hak kedua orang tua datang setelah hak Allah azza wa jalla, sebagaimana disebutkan di dalam firmanNya:

أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Dan bersyukurlah kepada Allah, dan terima kasihlah kepada kedua orang tuamu, hanya kepadaKu kamu kembali, (QS Luqman: 14).

PELAJARAN DARI HADIS

Pelajaran yang bisa diambil dari hadis ini:

وجوب إرضاء الولد للوالد وتحريم إسخاطه

Wajibnya seorang anak membuat orang tuanya ridha, dan haram membuat orang tua marah, (Rasyul Barad, Syarh Adabul Mufrad).

وهذا من رَحْمةِ اللهِ بالوالدَيْنِ والأَوْلادِ

Ini adalah satu dari sekian rahmat Allah untuk kedua orang tua dan anak-anak.

إذ بين الطرفيْنِ ارْتِباطٌ وَثيقٌ، والإِحْسانُ يَبْدَأُ من الوالدَيْنِ

Karena ada hubungan yang erat di antara kedua pihak tersebut, dan kebaikan-kebaikan harusnya dimulai dari kedua orang tua (maksudnya mereka adalah orang pertama yang seharusnya menerima kebaikan dari kita, anak).

فيَجِبُ على الأبناءِ الوَفاءُ بالحَقِّ، اكتسابًا للثَّوابِ،

Wajib bagi anak untuk memenuhi hak (orang tua) guna mendapat pahala (dari Allah).

وتَعْليمًا لذُرِّيَّتِهم أن يُعامِلُوهم بما عامَلوا به والدَيْهم

(Wajib pula) bagi anak untuk mengajari anak turunnya agar mereka memperlakukan orang tua mereka (ayah/ibunya) seperti mereka (ayah/ibu itu) memperlakukan orang tuanya (kakek/neneknya), (Al-Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 91648).

Demikian penjelasan dari hadis kedua dari kitab Adabul Mufrad, bahwa ridha Allah di bawah ridha orang tua. Semoga bermanfaat. Baarakallahu fiikum

BACA JUGA:  Fikih Dorar Saniyah: Pengantar Bab Bersuci (Taharah)

Karangasem, 11 Desember 2023

Irfan Nugroho (Semoga Allah mengampuni, merahmati, dan menempatkan ibunya di surga. Aamiin)

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button