AdabHadisKeluarga

Pelajaran Hadis Rasulullah Mengencangkan Sarungnya

Pembaca rahimakumullah, Rasulullah mengencangkan sarungnya di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Apa maksud hadis syadda mizarahu ini? Apa maknanya? Apa pelajaran yang bisa diambil darinya? Teruskan membaca!

MATAN HADIS

Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Aisyah Radhiyallahu Anha berkata:

كانَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ إذَا دَخَلَ العَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ، وأَحْيَا لَيْلَهُ، وأَيْقَظَ أهْلَهُ

Dulu, Nabi ﷺ apabila sudah memasuki sepuluh, beliau mengencangkan sarungnya, dan menghidupkan malamnya, serta membangunkan keluarganya, (Sahih Bukhari: 2024).

PENJELASAN HADIS

Ungkapan (العَشْرُ) maksudnya:

العشر الأواخر من شهر رمضان

Sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan, (Mausuatul Ahadisin Nabawiyah).

Ungkapan (شد مئزره) maksudnya:

اعتِزالِ النِّساءِ في الفِراشِ وعَدمِ مُجامَعتِهنَّ،

Beliau meninggalkan istri²nya di ranjang, tidak berhubungan badan dengan mereka.

أو يَحتَمِلُ أنْ تُريدَ به الجِدَّ في العِبادةِ؛

Atau bisa dimaknai dengan bersungguh-sungguh dalam ibadah, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah).

Ungkapan (وأحْيا لَيلَه) maksudnya:

أحياءه بالطاعة والعبادة

Menghidupkannya dengan taat dan ibadah, (Taudhihul Ahkam).

Ungkapan (وأَيْقَظَ أهْلَهُ) maksudnya:

للصلاة تنبيها لهم على فضل تلك الأوقات

(Membangunkan keluarganya) Untuk salat, mengingatkan mereka tentang keutamaan waktu-waktu tersebut, (Mausuatul Ahadisin Nabawiyah).

PELAJARAN DARI HADIS

Pelajaran atau faidah yang bisa diambil dari hadis ini adalah sebagai berikut:

الترغيب باغتنام الأوقات الفاضلة بالأعمال الصالحة

Anjuran untuk memanfaatkan waktu² yang mulia dengan berbagai amal saleh, (Mausuatul Ahadisin Nabawiyah).

أنَّ اغتِنامَ أوقاتِ الفَضْلِ يَحتاجُ إلى عزْمٍ وصَبْرٍ ومُجاهَدةٍ للنَّفْسِ

Memanfaatkan waktu² yg mulia itu butuh tekad, kesabaran, serta mujahadah (perjuangan) dari diri sendiri, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah).

من أراد الاجتهاد في العبادة فعليه صون نفسه عما يثبطه أو يضعفه أو يصرفه عنها

Siapa saja yg ingin bersungguh-sungguh dalam beribadah, hendaknya dia menjauhkan dirinya dari apa² yg bisa mengganggunya atau melemahkan, atau memalingkannya dari ibadah² tersebut (istri, anak, pekerjaan, handphone, atau mungkin teman itikaf), (Mausuatul Ahadisin Nabawiyah).

BACA JUGA:  5 Hal Agar Dekat dengan Surga dan Jauh dari Neraka

يستحب إحياء الليل في رمضان لا سيما العشر الأواخر منه

Sunah menghidupkan seluruh malam di bulan Ramadan ( dengan ketaatan), apalagi di sepuluh malam terakhir Ramadan, (Mausuatul Ahadisin Nabawiyah)

العَشرُ الأَواخِرُ مِن رمضانَ هِي خَيرُ لِيالي السَّنةِ؛ فيها لَيلةُ القَدْرِ، وهي خيرٌ مِن ألْفِ شَهْرٍ

Sepuluh hari terakhir Ramadan adalah malam² terbaik dalam setahun, yang di dalamnya ada Lailatul Qadar yg lebih baik daripada seribu bulan, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah).

الحكيم من جعل الخير يَعُمُّ أهله

Orang yg bijak adalah orang yang menjadikan kebaikan sebagai sesuatu yg umum di keluarganya (membiasakan keluarganya dengan kebaikan), (Mausuatul Ahadisin Nabawiyah).

ينبغي على العبد أن يكون حريصًا على أهله بأمرهم بالعبادة، ويصطبر عليهم، ويقيهم نار جهنم بذلك

Hendaknya seseorang (terutama ayah atau orang tua) bersemangat dalam menyuruh keluarganya untuk beribadah, bersabar dengan keluarganya (atau bersabad dalam menyuruh keluarganya untuk beribadah), serta bersemangat dalam melindungi keluarganya dari api neraka, (Mausuatul Ahadisin Nabawiyah).

Demikian penjelasan dan pelajaran dari hadis Rasulullah mengencangkan sarungnya di sepuluh hari terakhir. Semoga bermanfaat. Baarakallahu fiikum

Karangasem, 2 April 2024

Irfan Nugroho (Semoga Allah mengampuni ibunya, merahmatinya, dan memasukkannya ke dalam surga).

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button