Tafsir

QS An-Naas: Tafsir, Pelajaran, dan Khasiatnya

Pembaca rahimakumullah, artikel berikut adalah tentang khasiat, tafsir, dan pelajaran yang bisa diambil dari QS An-Naas. Materi ini adalah terjemahan dari Tafsir Muharrar Dorar Saniyah. Semoga bermanfaat.

أسماء السورة

Nama-nama Surat An-Naas

Tertulis di dalam Tafsir Muharrar Dorar Saniyah tentang nama Surat An-Naas:

سُمِّيَت هذه السُّورةُ بسُورةِ (النَّاسِ(

Surat ini dinamakan Surat An-Naas.[1]

وسُمِّيت أيضًا بسورةِ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ

Dinamai pula dengan surat “Qul a’uzu birabbin nas.”

Imam Muslim meriwayatkan dari Uqbah bin Amir Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

أَلَمْ تَرَ آيَاتٍ أُنْزِلَتْ اللَّيْلَةَ لَمْ يُرَ مِثْلُهُنَّ قَطُّ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ

Tidakkah kalian lihat beberapa ayat yang diturunkan semalam? Belum ada yang serupa dengannya, yaitu 1) Qul a’uzu birabbil falaq dan 2) Qul a’uzu birabbin naas, (Sahih Muslim: 814).

وتُسمَّى بالمُعَوِّذَتينِ هي وسُورةُ (الفَلَقِ(

Yang disebut Al-Mu’awidzatain adalah ia (surat An-Nas) dan Surat Al-Falaq.

وبالمُعَوِّذاتِ هي وسُورةُ (الفَلقِ) و(الإخلاصِ(

Sedang Al-Mu’awidzat adalah ia (Surat An-Naas), Surat Al-Falaq, dan Al-Ikhlas.

Imam Muslim meriwayatkan dari Uqbah bin Amir bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

أُنْزِلَ أَوْ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ آيَاتٌ لَمْ يُرَ مِثْلُهُنَّ قَطُّ الْمُعَوِّذَتَيْنِ

Diturunkan kepadaku beberapa ayat yang belum pernah ada ayat yang menyerupainya, yaitu Al-Mu’awidzatain (Surat Al-Falaq dan Surat An-Naas), (Sahih Muslim: 814).

Imam Abu Dawud meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari Uqbah bin Amir Radhiyallahu Anhu yang berkata:

أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَقْرَأَ بِالْمُعَوِّذَاتِ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ

Rasulullah memerintahkan saya untuk membaca Al-Mu’awidzat setiap selesai salat, (Sunan Abu Dawud: 1523).

بيان المكي والمدني:

Makiyah atau Madaniyah

Surat An-Naas termasuk surat Makiyah atau Madaniyah? Tertulis di dalam Tafsir Muharar Dorar Saniyah:

سُورةُ النَّاسِ مُختلَفٌ فيها؛ فقيلَ: مكِّيَّةٌ، وقيلَ: مَدَنيَّةٌ

Ada perbedaan pendapat mengenai Surat An-Naas. Ada yang mengatakan Makiyah, ada pula yang mengatakan Madaniyah.[2]

مقاصد السورة

Inti dari Surat An-Naas

Apa intisari dari Surat An-Nas? Tertulis di dalam Tafsir Muharar Dorar Saniyah:

مِن أهَمِّ مقاصِدِ هذه السُّورةِ:

Di antara intisari dari surat ini adalah:

الاستِعاذَةُ مِن شَرِّ ما يُوَسْوِسُ في الصُّدورِ

Permintaan perlindungan (kepada Allah, Rab seluruh manusia) dari kejahatan setan yang membisikkan ke dalam dada manusia, (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah: 17/514).

فضائل السورة وخصائصها

Khasiat Surat An-Naas

Fadhilah, keutamaan, atau khasiat dari Surat An-Naas adalah sebagai berikut:

تستحبُّ قِراءَتُها في دُبُرِ كلِّ صَلاةٍ

Disukai, disunnahkan untuk membacanya di akhir setiap salat

Imam Abu Dawud meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari Uqbah bin Amir Radhiyallahu Anhu yang berkata:

أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَقْرَأَ بِالْمُعَوِّذَاتِ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ

Rasulullah memerintahkan saya untuk membaca Al-Mu’awidzat setiap selesai salat, (Sunan Abu Dawud: 1523).

ما أُنزِلَ مِثلُ المُعَوِّذاتِ في التَّوراةِ ولا في الإنجيلِ ولا في الفُرقانِ

Tidak ada yang mirip dengan Al-Muawidzat di dalam Taurat, Injil, dan Al-Furqan

Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanad yang hasan dari Uqbah bin Amir Radhiyallahu Anhu yang berkata:

لَقِيتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لِي

Saya berjumpa dengan Rasulullah ﷺ lalu beliau bersabda kepada saya:

أَلَا أُعَلِّمُكَ سُوَرًا مَا أُنْزِلَتْ فِي التَّوْرَاةِ وَلَا فِي الزَّبُورِ وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ وَلَا فِي الْفُرْقَانِ مِثْلُهُنَّ

Maukah kamu saya ajari surat-surat yang belum pernah diturunkan yang sepertinya di dalam Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Furqan?

لَا يَأْتِيَنَّ عَلَيْكَ لَيْلَةٌ إِلَّا قَرَأْتَهُنَّ فِيهَا قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ

Jangan sampai satu malam mendatangimu kecuamu kamu membaca pada malam itu, yaitu Qulhu Allahu Ahad, Qul a’uzu birabbil falaq, dan Qul a’uzu birabbin nas, (Musnad Ahmad: 17452).

مَن قَرأَ المُعَوِّذاتِ حينَ يُمسِي وحينَ يُصبِحُ ثلاثًا تَكفِيه مِن كلِّ شَيءٍ

Siapa saja yang membaca Al-Mu’awdzat di sore dan pagi hari, Allah akan menjaganya

BACA JUGA:  Tafsir QS Al-Maidah 105: Perintah untuk Memperbaiki Diri dan Orang Lain

Imam Abu Dawud meriwayatkan dengan sanad yang hasan dari Abdullah bin Khubaib Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

قُلْ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ تُمْسِي وَحِينَ تُصْبِحُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ

Bacalah Qul huwa Allahu ahad dan Al-Mu’awidzatain di sore hari dan di pagi hari sebanyak tiga kali, engkau akan dijaga dari segala sesuatu (keburukan), (Sunan Abu Dawud: 5082).

كان النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم إذا اشتَكَى رقَى نفْسَه بالمُعَوِّذاتِ

Apabila Nabi sakit, beliau meruqyah dirinya sendiri dengan Al-Mu’awidzat

Imam Bukhari meriwayatkan di dalam Sahihnya dari ibunda Aisyah Radhiyallahu Anha yang berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اشْتَكَى يَقْرَأُ عَلَى نَفْسِهِ بِالْمُعَوِّذَاتِ وَيَنْفُثُ

Bahwa Rasulullah ﷺ apabila sakit, beliau akan membacakan kepada dirinya sendiri Al-Mu’awidzat lalu meniupkannya.

فَلَمَّا اشْتَدَّ وَجَعُهُ كُنْتُ أَقْرَأُ عَلَيْهِ وَأَمْسَحُ بِيَدِهِ رَجَاءَ بَرَكَتِهَا

Dan ketika sakit beliau semakin parah, aku yang membacakan kepadanya, lalu aku usapkan pada badannya dengan memakai tangannya guna mengharap keberkahannya, (Sahih Bukhari: 5016).

كان النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يُعَوِّذُ نفْسَه بالمُعَوِّذاتِ إذا أوَى إلى فِراشِه

Nabi ﷺ meminta perlindungan bagi dirinya dengan membaca Al-Mu’awidzat ketika menghampiri ranjang

Imam Bukhari meriwayatkan di dalam Sahihnya dari Aisyah Radhiyallahu Anha yang berkata:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ

Bahwa Nabi ﷺ apabila menghampiri ranjangnya setiap malam, beliau menyatukan kedua telapak tangannya, lalu meniup pada kedua telapak tangannya itu, lalu membacakan pada keduanya Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas.

ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ

Kemudian beliau mengusapkan keduanya pada badanya, sejauh jangkauan maksimal tangannya, mulai dari kepala, wajah, dan anggota badan beliau yang bisa dijangkau, sebanyak tiga kali, (Sahih Bukhari: 5017).

Catatan:

Syaikh Ibnu Utsaimin berkata, “Secara zahir hadis, memang disebutkan meniup dulu, baru membaca. Tetapi, masalah ini longgar saja…” (IslamQA: 174571). Syaikh Abdulah Al-Faqih menetapkan membaca dulu baru meniup, (IslamWeb: 50806).

BACA JUGA:  Khutbah Jumat tentang Sebab Rusaknya Anak

“Sebanyak tiga kali,” kata Syaikh Abdulah Al-Faqih, adalah mengulangi cara tersebut tiga kali, yaitu membaca surat-surat itu tiga kali, lalu mengusapnya, lalu membaca, lalu mengusap, lalu membaca, kemudian mengusap, (IslamWeb: 43670).

أُمِر النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم بقراءتِها معَ سورةِ الفَلَقِ لَمَّا سُحِر

Nabi diperintahkan untuk membacanya, ditambah Surat Al-Falaq, ketika beliau disihir

Dari Zaid bin Arqam Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Nabi ﷺ disihir oleh seseorang dari kalangan Yahudi hingga beliau ﷺ jatuh sakit.

فأَتاهُ جِبريلُ -عليه السَّلامُ- بالمُعوِّذَتيْنِ، وقال

Maka Jibil alaihissalam datang kepada beliau ﷺ dengan membaca Al-Mu’awidzatain dan berkata:

إنَّ رجُلًا مِن اليَهودِ سَحَرَك، والسِّحرُ في بِئرِ فُلانٍ

Sungguh, seorang lelaki dari kalanga Yahudi telah menyantet Anda. Buhulnya ada di sumur si fulan.

Maka Ali diutus ke sumur tersebut, mengambil buhulnya, lalu melepas talinya sambil membaca ayat-ayat ruqyah. Setelah itu Nabi ﷺ berdiri, seperti terlepas dari ikatan. Nabi ﷺ tiidak menyebutkan apa saja yang telah diperbuat Yahudi tersebut kepada beliau, (Syarhu Misykalil Atsar: 5935).

تفسير الآيات

Tafsir Per Ayat Surat An-Naas

Berikut adalah tafsir per ayat dari Surat An-Nas, yang diambil dari Tafsir Muharrar Dorar Saniyah:

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ

قُلْ: dhawuha sira

أَعُوذُ: nyuwun pangreksa ingsun

بِرَبِّ النَّاسِ: kelawan Pengerane menungsa

Tafsir:

قُلْ -يا محمَّدُ- متعَوِّذًا باللهِ وَحْدَه: ألتَجِئُ وأستجيرُ برَبِّ النَّاسِ الَّذي يُدَبِّرُ أمورَهم، ويُصلِحُ أحوالَهم

Katakan, wahai Muhammad, yang kamu senantiasa meminta perlindungan hanya kepada Allah, “Saya mengungsi dan meminta perlindungan kepada Rab seluruh manusia, yang mengatur seluruh urusan mereka, juga yang memperbaiki keadaan mereka.

مَلِكِ النَّاسِ

مَلِكِ النَّاسِ: kang ngrathoni menungsa

Tafsir:

مَلِكِ جَميعِ النَّاسِ، فهُم تحتَ سُلطانِه وتدبيرِه، وقُدرتِه وقَهْرِه، ويَنفُذُ فيهم أمْرُه وقضاؤُه دونَ غَيرِه

Raja bagi seluruh manusia. Mereka berada di bawah kekuasaan, kendali, kekuatan, dan paksaanNya, yang menjalankan perintahNya, serta satu-satunya yang memberi ketentuan (atas segala hal) bagi mereka.

إِلَٰهِ النَّاسِ

إِلَٰهِ النَّاسِ: kang mengerani menungsa

Tafsir:

مَعبودِ النَّاسِ الحَقِّ، المُستَحِقِّ للعبادةِ وَحْدَه، وكُلُّ مَعبودٍ سِواه باطِلٌ

Sesembahan yang benar bagi manusia, satu-satunya yang pantas untuk diibadahi, dan sesembahan lain selain Allah adalah sesembahan yang batil.

مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ

مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ: saking alane setan

الْخَنَّاسِ: kang maju mundur

Tafsir:

ألتَجِئُ وأستجيرُ برَبِّ النَّاسِ مِن شَرِّ الشَّيطانِ الَّذي يُوسوِسُ بالشَّرِّ، والَّذي يَذهَبُ عن العبدِ ويتأخَّرُ ويختَفي إذا ذكَرَ رَبَّه

Saya mengungsi dan meminta perlindungan kepada Rab seluruh manusia dari kejahatan setan yang membisikkan kejahatan, yang mana setan akan berpaling, mundur, dan bersembunyi dari hamba yang menyebut Rabnya (Allah).

الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ

الَّذِي يُوَسْوِسُ: kang ngeridu sapa setan

فِي صُدُورِ النَّاسِ: ing dalem pira-pira dadane menungsa

Tafsir:

الَّذي يُلقي في صُدورِ النَّاسِ على وَجهِ الخَفاءِ والتَّكريرِ بالمعاني الباطِلةِ، فيُزَيِّنُ لهم الضَّلالَ، ويَحُثُّهم على الشَّرِّ، ويُثَبِّطُهم عن الخَيرِ

Yang secara sembunyi-sembunyi dan terus-menerus melempar kebatilan ke dalam dada manusia, yang menjadikan kesesatan manusia terlihat indah, yang menghasut manusia untuk berbuat keburukan, serta yang ngendor-ngendori manusia dari kebaikan.

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

مِنَ الْجِنَّةِ: saking jin

BACA JUGA:  Faidah QS At-Taubah 103: Khudz Min Amwalihim Shadaqatan

وَالنَّاسِ:lan menungsa

Tafsir:

أعوذُ باللهِ مِن شَياطينِ الجِنِّ وشياطينِ الإنسِ الَّذين يُوَسوِسونَ بالشَّرِّ في صُدورِ النَّاسِ

Saya meminta perlindungan hanya kepada Allah dari setan yang berwujud jin, juga dari setan yang berwujud manusia, yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia.

موضوعات السورة

Tema-tema di Surat An-Naas

Apa saja tema atau topik yang terkandung di dalam Quran Surat An-Naas? Tertulis di dalam Tafsir Muharar Dorar Saniyah:

مِن أهمِّ الموضوعاتِ الَّتي اشتَمَلَتْ عليها هذه السُّورةُ:

Di antara tema-tema utama yang terkandung di dalam surat ini adalah:

الاستِعاذَةُ باللهِ رَبِّ النَّاسِ ومَلِكِهم وإلَهِهِم مِن شَرِّ الشَّيطانِ

1 – Permintaan perlindungan kepada Allah, Rab seluruh manusia, Raja seluruh manusia, Ilah (sesembahan yang benar) bagi seluruh manusia, dari kejahatan setan

والَّذي مِن صِفاتِه أنَّه وَسْواسٌ خَنَّاسٌ، يُوَسْوِسُ في صُدورِ النَّاسِ

2 – Di antara sifat setan adalah membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia

وأنَّه قد يكونُ مِن الجِنِّ ويكونُ مِن الإنسِ

3 – Setan di sini bisa berupa jin dan bisa berupa manusia.

الفوائد العلمية

Pelajaran dari Surat An-Naas

Pelajaran atau faidah yang bisa diambil dari Surat An-Naas adalah sebagai berikut:

وَسْواسٌ عندَ غَفلةِ العَبدِ عن ذِكْرِ رَبِّه

1 – Was-was akan terjadi ketika seorang hamba lalai dari berzikir kepada Rabnya

خَنَّاسٌ عندَ ذِكرِ العَبدِ رَبَّه تعالى

2 – Setan mundur atau bersembunyi (dari menggoda manusia) ketika hamba berzikir kepada Rabnya

Rumusnya adalah:

كُلَّما ذُكِرَ اللهُ انْخَنَسَ، ثُمَّ إذا غَفَلَ العبدُ عاوَدَه بالوَسْوَسةِ

Setiap kali hamba berzikir kepada Allah, setan akan bersembunyi, mundur. Lalu jika hamba lupa (dari berzikir), setan akan kembali membisikkan kejahatan (ke dalam dada manusia).

فإنَّ ذِكرَ اللهِ هو مِقْمَعَتُه

3 – Zikrulllah adalah cambuk (bagi setan).

فذِكرُ اللهِ يَقمَعُ الشَّيطانَ ويُؤلِمُه ويُؤذيه كالسِّياطِ والمَقامِعِ

4 – Zikrullah akan membuat setan dicambuk, membuatnya sakit dan perih, seperti cambuk dan godam.

وَسْوَسةُ الشَّيطانِ في صَدْرِ الإنسانِ بأنواعِ كثيرةٍ؛ منها: إفسادُ الإيمانِ والتَّشكيكُ في العقائِدِ

5 – Bisikan setan ke dalam dada manusia bisa beragam bentuknya, di antaranya adalah rusaknya iman (akidah), serta keragu-raguan terhadap konsep akidah islam.

الوَسْوسةُ نَوعان: نوعٌ مِن الجِنِّ، ونوعٌ مِن نُفوسِ الإنسِ

6 – Was-was itu ada dua, dari jin dan dari manusia.

وجوب الاستعاذة بالله تعالى من شياطين الإنس والجن

7 – Wajib meminta perlindungan hanya kepada Allah dari setan manusia dan setan jin.

بيان لفظ الاستعاذة وهو أعوذ بالله من الشيطان الرجيم

8 – Penjelasan lafaz isti’azah, yaitu A’uzubillahi minasy syaitanir rajim.

تقرير ربوبية الله تعالى وألوهيته عز وجل

9 – Penegasan konsep rububiyah dan uluhiyah Allah azza wa jalla, (Faidah 7-9 diambil dari Aisarut Tafasir).

Wallahua’lam

Karangasem, 11 Juli 2024

Irfan Nugroho (Pengajar di PPTQ At-Taqwa Nguter dan RQ Irmas Bani Saimo Bulu)

Catatan Kaki

[1] Fairuz Abadi di dalam Bashairu Dzawit Tamyiz (1/557) berkata, “Surat ini dinamai demikian karena pengulangan lafaz An-Naas di dalamnya sebanyak lima kali.

[2] Di antara yang memilih bahwa ia merupakan Makiyah adalah Muqatil bin Sulaiman, Az-Zajjaj, As-Samarqandi, Al-Wahidi, Az-Zamkhasyari, Ibnu Juzay, Ibnu Adil, Asy-Syarbini, Abu Saud, Al-Qasimi, dan Ibnu Asyur, (Tafsir Muqatil Ibnu Sulaiman: 4/941). Di antara yang memilih pendapat bahwa ia merupakan Madaniyah adalah Al-Maturidi, Ats-Tsa’labi, Makkiy, As-Sam’ani, Al-Baghawi, Ar-Razi, Al-Khazin, Ibnu Katsir, Al-‘Ulaimi, Al-Fairuz Abadi, As-Sa’di, (Tafsir Al-Maturidi: 10/659).

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button