Fiqih
Trending

Apakah Muadzin boleh Menjadi Imam?

Pembaca yang semoga dirahmati Allah , apakah muadzin boleh menjadi imam? Apakah muadzin yang mengumandangkan adzan, juga ikamah, boleh juga memimpin salat berjamaah? Yuk teruskan membaca. Bismillah…

Pertanyaan: Kami ada satu masjid kecil di kampung. Apakah boleh bagi muadzin untuk mengumandangkan adzan, iqamah, sekaligus menjadi imam bagi orang-orang yang salat? Padahal di sana ada oang yang bertugas mengumandangkan adzan dan urusan lainnya yang berkaitan dengan salat, tetapi saat itu, tidak ada yang mau maju untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Jadi, bolehkah seorang muazin untuk mengumandangkan iqamah dan menjadi imam sekaligus? Lalu, apakah ada contoh kejadian yang mirip dengan hal ini dari kalangan salafus saleh?

Jawaban oleh tim fatwa Asy-Syabakah Al-Islamiyah, diketuai oleh Syaikh Abdullah Al-Faqih Asy-Syinqitti hafizahullah

Segala puji hanya milik Allah. Selawat dan salam kepada Nabi Muhammad , kepada keluarganya, dan para sahabatnya.

Boleh bagi seorang imam untuk mengambil alih tugas mengumandangkan azan dan ikamah sekaligus imam.

Al-Khattabi berkata di dalam Mawahibul Jalil:

ومن استأجر رجلا على أن يؤذن لهم ويقيم ويصلي بهم جاز، وكأن الأجر إنما وقع على الأذان والإقامة والقيام بالمسجد لا على الصلاة

“Siapa saja yang membayar seseorang lalu memberinya izin untuk mengumandangkan adzan bagi orang banyak, lalu agar dia juga menegakkan salat bagi mereka, maka itu boleh. Upah tersebut adalah ganti untuk pekerjaannya menjaga azan, ikamah, dan menjaga masjid, bukan sebagai bayaran untuk salatnya dia.”

Hal ini sebagaimana dibolehkannya pula mengambil alih tugas adzan dan imam saja. Berkata Imam An-Nawawi di dalam Al-Majmu:

أجمع المسلمون على جواز كون المؤذن إماماً واستحبابه، قال صاحب الحاوي: في كل واحد من الأذان والإمامة فضل.

“Sudah menjadi kesepakatan umat Islam bahwa boleh bagi muazin untuk menjadi imam, dan hal itu justru disukai (mustahab). Penyusun kitab Al-Haawii berkata, ‘Pada masing-masing orang yang mengumandangkan azan dan imam memiliki keutamaan.’”

Dengan demikian, orang yang bisa mengumpulkan ketiga tugas tersebut (azan, ikamah, dan imam pada dirinya), maka itu afdal atau lebih utama.

BACA JUGA:  Orang Tua Minta Suami Menceraikan Istrinya Menurut Mazhab Syafi’iah

Tentang mengapa Nabi dan para penggantinya setelah beliau tidak melakukan semua hal tersebut? Itu karena mereka sibuk dengan urusan yang lebih penting daripada azan dan ikamah.

Fatwa No: 76524

Tanggal: 28 Rajab 1427 (22 Agustus 2006)

Sumber: Asy-Syabakah Al-Islamiyah

Penerjemah: Irfan Nugroho (Staf Pengajar di Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa Sukoharjo)

================

Kami mengajak Anda untuk bersedekah jariyah dalam beberapa program kebaikan yang dikelola oleh admin Mukminun.com:

  1. 🔴Perawatan Situs Mukminun.com senilai Rp500.000 per tahun. Tambahkan angka 1 di akhir nominal transfer, lalu konfirmasi ke 081216744418 (Irfan Nugroho)
  2. 🔴Menyekolahkan 2 anak duafa warga lokal di pesantren selama 3 tahun dengan total anggaran: Rp28.000.000. Tambahkan angka 2 di akhir nominal transfer lalu konfirmasi ke 081216744418 (Irfan Nugroho)
  3. 🔴Konsumsi kajian rutin setiap Ahad bakda Magrib di Masjid At-Taqwa kampung admin sebesar Rp250.000. Tambahkan angka 3 di akhir nominal transfer lalu konfirmasi ke 081216744418 (Irfan Nugroho)

Salurkan infak Anda ke Bank Muamalat: 5210061824 a.n. Irfan Nugroho.
Informasi & Konfirmasi Transfer, hubungi: 081216744418.
Semoga menjadi amal jariyah, pemberat timbangan kebaikan di akhirat, juga sebab tambahnya keberkahan pada diri, harta, dan keluarga pembaca semuanya. Aamiin

=================

السؤال

لدينا مسجد صغير في
قريتنا الصغيرة، فهل يجوز للمؤذن أن يؤذن ويقيم الصلاة ويؤم المصلين في نفس الوقت،
علماً بأن هناك من يحفظ ويجيد الأذان وغيرها من أعمال إقامة الصلاة، وفي حالة عدم
وجود من يتقدم لأداء هذه الأعمال هل يجوز للمؤذن إقامة الصلاة وإمامة المصلين، وما
هي أفضل الحالات الواردة عن السلف الصالح في هذه الحالة؟ مع بالغ احترامي وتقديري
.

الإجابــة

الحمد لله والصلاة
والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد
:

فيجوز للإمام أن يتولى
الأذان والإقامة والإمامة، قال الحطاب في مواهب الجليل: ومن استأجر رجلا على أن
يؤذن لهم ويقيم ويصلي بهم جاز، وكأن الأجر إنما وقع على الأذان والإقامة والقيام
بالمسجد لا على الصلاة. انتهى
.

كما يجوز تولي الأذان
والإمامة فقط، قال الإمام النووي في المجموع: أجمع المسلمون على جواز كون المؤذن
إماماً واستحبابه، قال صاحب الحاوي: في كل واحد من الأذان والإمامة فضل. انتهى
.

BACA JUGA:  Riyadhus Shalihin 1044: Salat Menghapus Kesalahan dan Dosa

وعليه فالذي يتمكن من
الجمع بين الثلاثة فهو أفضل، وأما عدم قيام النبي صلى الله عليه وسلم والخلفاء من
بعده بذلك كله فلانشغالهم بما هو أهم من الأذان والإقامة،

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button