Mausuatul Akhlak: Ihsan (Berbuat Baik)
Pembaca rahimakumullah, ini adalah materi pelajaran akhlak tentang ihsan atau berbuat baik. Ini adalah terjemahan dan ringkasan dari Mausuatul Akhlak Dorar Saniyah yang menjadi bahan ajar di RQ Irmas Bani Saimo Suro Karyo, Kec. Bulu – Sukoharjo. Semoga bermanfaat.
Ihsan kepada yang lain
Makna Ihsan secara Bahasa dan Istilah
Ihsan secara bahasa: Ihsan adalah lawan kata dari Isa-ah (keburukan). Ihsan artiya melakukan kebaikan yang semestinya dilakukan.
Ihsan secara istilah menurut As-Sa’di adalah memeberi semua manfaat – apa pun jenisnya, kepada setiap makhluk, apa pun itu, (Bahjatul Qulubil Abrar: 142).
Dalil Anjuran Ihsan
1 – Dari Al-Quranul Karim
Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat ihsan, memberi kepada sanak kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan mesum, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran,” (QS An-Nahl: 90).
Allah ta’ala berfirman, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuatlah ihsan sebagaimana Allah telah ihsan kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan,”(QS Al-Qasas: 77).
Allah ta’ala berfirman, “Tidak ada balasan bagi perbuatan ihsan kecuali ihsan (pula),”(QS Ar-Rahman: 60).
Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat kepada orang-orang yang berbuat ihsan,” (QS Al-A’raf: 56).
2 – Dari Sunah Nabawiyah
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Siapa saja yang merencanakan sesuatu yang ihsan, tetapi tidak melakukannya, dia dicatat satu kebaikan. Siapa saja yang merencanakan sesuatu yang ihsan, dan dia melakukannya, dia dicatat 10 (kebaikan) hingga 700 kali lipat. Siapa saja yang merencanakan keburukan, tetapi tidak melakukannya, dia tidak dicatat (dosanya), tetapi jika dia melakukannya, dia dicatat dosanya, (Sahih Muslim: 130).
Dari Saddad bin Aus Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa beliau menghafal dua hal dari Rasulullah ﷺ yang bersabda, “Sesungguhnya Allah mewajibkan Ihsan atas segala sesuatu. Jadi, apabila kamu harus membunuh, maka bunuhlah secara ihsan. Jika kalian menyembelih, maka sembelihlah secara ihsan. Hendaknya salah seorang dari kalian menajamkan pisau, lalu menyenangkan sembelihannya,” (Sahih Muslim: 1955).
3 – Dari Perkataan Salaf dan Ulama
Umar bin Abdul Aziz menulis surat kepada Abdul Hamid, ulama di Kuffah, yang di dalamnya tertulis, “Sungguh, penegak agama ini adalah perilaku adil dan ihsan,” (Hilyatu Aulia wa Tabaqat Al-Ashfiya li Abi Nu’aim: 5/285).
Ibnu Hibban berkata, “Tidak ada sebab yang lebih baik dalam menjinakkan keburukan selain sikap ihsan,” (Raudhatul Uqala: 166).
Ibnul Qayyim berkata, “Kunci menuju rahmat (Allah) adalah berbuat ihsan dalam peribadatan kepada Al-Khaliq dan berusaha keras dalam memberi manfaat kepada hamba-hambaNya,” (Tariqul Hijratain: 46).
Manfaat Akhlak Ihsan
1 – Menguatkan bangunan masyarakat, serta mencegah dari penyakit sosial.
2 – Orang yang berbuat ihsan, dia akan dibersamai oleh Allah azza wa jalla, (lihat QS Al-Ankabut: 69).
3 – Orang yang berbuat ihsan, dengan akhlak ihsannya itu dia akan mendapat kecintaan Allah azza wa jalla, (lihat QS Al-Baqarah: 195 dan QS Ali Imran: 134).
4 – Orang yang berbuat ihsan, dia mendapat ganjaran yang sangat besar di akhirat, (lihat QS Al-Baqarah: 112).
5 – Orang yang berbuat ihsan akan dekat dengan rahmat Allah azza wa jalla, (lihat QS Al-A’raf: 56).
6 – Ihsan adalah wasilah terwujudnya masyarakat yang maju dan berkembang.
7 – Ihsan adalah wasilah untuk menghilangkan kesusahan, kesalahpahaman, prasangka yang buruk, atau yang semisal, dari jiwa.
8 – Ihsan kepada manusia adalah salah satu sebab lapang dada.
9 – Ihsan kepada manusia akan memadamkan api hasad dan mencegah permusuhan.
10 – Termasuk sebab penghilang Al-Hammu[1] dan Al-Gammu.[2]
11 – Menguatkan keberlangsungan persaudaraan dan rasa cinta di antara kaum muslimin.
12 – Termasuk sebab yang mendatangkan nikmat (Ni’am) dan mencegah bencana (Niqam).
Penghalang Terwujudnya Akhlak Ihsan
1 – Ketidaktahuan tentang besarnya keutamaan dan mulianya ganjaran yang Allah berikan kepada orang-orang yang berbuat ihsan.
2 – Abai terhadap banyaknya pengaruh baik dari berbuat ihsan.
3 – Tingkat ketakwaan yang rendah, karena orang yang mengenal dan bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala akan berbuat ihsan ketika bermuamalah dengan makhlukNya.
4 – Ingin menang sendiri, tidak mau memaafkan.
5 – Penyakit jiwa, seperti Gil,[3] Hasad,[4] Karahiah, dan yang semisal.
Bakhil (plus tamak) yang disertai dengan egois, karena itu akan mencegah seseorang untuk memberi kepada orang lain, juga mencegah seseorang dari berusaha untuk memberi manfaat dan berbuat ihsan kepada orang lain.
Cara Mewujudkan Akhlak Ihsan
1 – Mengetahui bahwa berbuat ihsan kepada orang lain termasuk akhlak yang disukai Allah ta’ala dan RasulNya ﷺ.
2 – Mengetahui keutamaan berbuat ihsan, juga pahalanya di akhirat, serta maslahatnya di dunia.
3 – Bersungguh-sungguh dalam mencapai akhlak terpuji yang bisa membuatnya dekat dengan orang-orang yang berbuat ihsan.
4 – Meminta kepada Allah dengan merendah dan berdoa supaya menjadi bagian dari golongan hamba-hambaNya yang berbuat ihsan.
5 – Menyucikan diri dari penyakit jiwa seperti Syuhu (bakhil lagi tamak), bakhil, serta tamak, dll.
6 – Bersahabat dengan orang-orang yang ihsan.
7 – Mengaji Sirah Nabi ﷺ dan para salaf yang saleh.
8 – Mengingat-ingat kebaikan Allah kepada diri sendiri, karena IhsanNya Allah mewajibkan Allah untuk berbuat ihsan kepada hamba-hambaNya.
9 – Menghadirkan niat untuk berbuat ihsan dan memberi manfaat kepada sesama makhluk.
Wallahua’lam
Karangasem, 20 Agustus 2024
Irfan Nugroho (Semoga Allah mengampuni, merahmati, dan menempatkan ibunya di surga. Aamiin)
CATATAN KAKI
[1] Al-Hammu artinya:
Apa saja yang menyibukkan dan mengganggu pikiran seseorang.
[2] Al-Gammu artinya:
Kesedihan dan kesusahan karena ia menutupi kebahagiaan dan impian.
[3] Gil artinya:
Permusuhan dan kebencian yang terpendam.
[4] Hasad artinya:
Tidak suka nikmat Allah yang ada pada seseorang, serta berharap agar nikmat itu hilang darinya.