AdabHadis

Hadits Berbicara Baik atau Diam dan Penjelasannya

Pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta’ala, di antara adab seorang muslim ketika berbicara adalah tidak berbicara kecuali yang baik-baik dan apabila tidak bisa berbicara yang baik-baik maka hendaknya diam saja. Dalilnya adalah hadits berkata yang baik atau diam. Apa penjelasan dari hadis tentang berbicara yang baik atau diam? Apa hikmah yang bisa diambil dari hadis tersebut? Teruskan membaca!

Syekh Wahid abdussalam Bali hafizahullah di dalam kitabnya Shohihul Adab Al-Islamiyah bab Adab Berbicara, beliau menulis bahwa di antara adab berbicara adalah:

أَلَا تَتَكَلَّمَ إِلَّا بِالْخَيْرِ وَإِلَّا فَاسْكُتْ

Tidak berbicara kecuali dengan yang baik-baik dan jika tidak bisa berbicara baik maka hendaknya diam.

Matan Hadits Berbicara Baik atau Diam

Tersebut di dalam as shohihin dari Abu Hurairah radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berbicara baik atau hendaknya dia diam. Dan siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia tidak menyakiti tetangganya dan siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia memuliakan tamunya,” [Sahih Bukhari: 6018].

Penjelasan Hadits Berbicara Baik atau Diam

1. Sabda beliau, “Siapa saja yang beriman,” adalah:

إِيمَانًا كَامِلًا الْمُنَجِي مِنْ عَذَابِ اللَّهِ الْمُوصِلِ إِلَى رِضَاهُ

Iman yang sebenar-benarnya akan menyelamatkan seseorang dari azab Allah dan mengantarkannya untuk mendapatkan ridho Allah subhanahu wa ta’ala.

2. Sabda beliau, “kepada Allah,” adalah Allah yang menciptakan manusia dan seluruh alam semesta.

3. Yang dimaksud dengan hari akhir adalah:

يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، وَسُمِّيَ بِذَلِكَ ؛ لِأَنَّهُ لَا بَعْدَهُ ، وَقِيلَ : لِأَنَّهُ آخِرُ يَوْمٍ فِي الدُّنْيَا

Hari kiamat. Disebut hari akhir karena tidak ada hari lagi setelah hari itu, juga karena ia merupakan hari terakhir di dunia.

4. Yang dimaksud dengan baik atau Khairan adalah:

جَامِعَ لِكُلِّ مَا يُحِبُّهُ اللَّهُ

Semua yang dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

BACA JUGA:  Adab Berbicara: Menyucikan Lisan dari Perangai Buruk dan Gemar Menyakiti, Meskipun Bercanda

5. Yang dimaksud dengan memuliakan tetangga adalah

بِالْإِحْسَانِ إِلَيْهِ وَكَفِّ الْأَذَى عَنْهُ ، وَغَيْرِ ذَلِكَ مِنْ وُجُوهِ الْإِكْرَامِ

Dengan berbuat baik kepada tetangga serta tidak menyakitinya atau dengan selain kedua hal tersebut dari berbagai hal yang bisa disebut dengan memuliakan.

6. Yang dimaksud dengan memuliakan tamu adalah:

بِالْبَشَرِ فِي وَجْهِهِ ، وَطِيبِ الْحَدِيثِ مَعَهُ ، وَإِحْضَارُ الْمُتَيَسِّرِ ، وَنَحْوِهِ

Dengan menampakkan wajah yang berseri-seri dan berkata yang baik kepadanya, serta memberinya kemudahan atau bahasa jawanya entengan.

7. Dalam suatu ceramahnya tanggal 15 Januari 2023, Ustadz Oemar Mita menjelaskan perbedaan antara “yasmut” dengan “yaskut.” Beliau berkata:

“Yaskut” itu hanya diam, tidak ada usaha apa pun di balik diam. Ya sudah diam doank, dan ini berpotensi menjadi penyakit dalam diri kita.

“Yasmut” itu diam sembari kamu mengharap pahala kebaikan di sisi Allah. Kita diam, karena di dalam diam itu ada keberkahan dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Pelajaran

Syaikh Khalid Al-Jauhani menyimpulkan dari hadis ini beberapa hal:

مِنْ عَلَامَاتِ الْإِيمَانِ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ يَقُولَ الْمَرْءُ خَيْرًا ، أَوْ لِيَسْكُتْ

Di antara tanda iman kepada Allah dan hari akhir adalah berkata yang baik atau diam.

الْحَثّ عَلَى مُرَاقَبَةِ اللِّسَانِ

Anjuran untuk menjaga lisan.

Syaikh Abdullah Al-Faqih berkata, “Berbicara yg baik adalah lebih utama daripada diam.” Selengkapnya baca di sini

Berbicara yang baik itu: 1) Isinya baik, dan 2) caranya juga baik. Isi pembicaraan yang baik bisa sulit diterima jika disampaikan dengan cara yang tidak baik. Atau sebaliknya, cara berbicara yang baik akan ditidak berpahala jika isinya tidak baik.

Kemudian Syaikh Khalid Al-Juhani melanjutkan:

الْحَثّ عَلَى إِكْرَامِ الْجَارِ

Anjuran untuk memuliakan tetangga.

الْحَثّ عَلَى إِكْرَامِ الضَّيْفِ

Anjuran untuk memuliakan tamu.

التَّحْذِيرُ مِنْ آفَاتِ اللِّسَانِ

Peringatan dari lisan yang buruk.

الْإِسْلَامُ يَسْعَى إِلَى إِقَامَةِ مُجْتَمَعٍ مُتَرَابِطٍ مُتَمَاسِكٍ

Agama Islam menyeru untuk menegakkan hak dan kewajiban di masyarakat dengan menumbuhkan faktor koheren dan kohesif.

كَمَالُ الشَّرِيعَةِ الْإِسْلَامِيَّةِ حَيْثُ تَحْرِصُ عَلَى مَا فِيهِ فَائِدَةٌ

Kesempurnaan syariat Islam dengan adanya anjuran untuk bersemangat dalam berbagai hal yang mengandung manfaat.

الْإِيمَانِ يَزِيدُ بِالطَّاعَةِ وَيَنْقُصُ بِالْمَعْصِيَةِ

Hadis ini adalah dalil bahwa iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.

الْإِيمَانِ بِالْيَوْمِ الْآخِرِ أَصْلُ كُلِّ خَيْرٍ

Pokok atau pangkal dari semua kebaikan adalah iman kepada hari akhir.

الْأَعْمَالِ مِنَ الْإِيمَانِ وَلِذَلِكَ رَبَطَ النَّبِيُّ بَيْنَ الْأَعْمَالِ مَعَ الْإِيمَانِ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

Amal adalah bagian dari iman. Itulah mengapa Nabi ﷺ menghubungkan atau mengaitkan antara beberapa macam amal dengan iman kepada Allah dan hari akhir.

BACA JUGA:  Adab Melayat atau Takziyah Orang Meninggal Dunia

====

🔴Apabila bapak/ibu/saudara pembaca semua ingin ikut andil dalam program dakwah melalui situs mukminun.com atau channel YouTube Mukminun TV, Anda bisa menyalurkan infak melalui nomor rekening Bank Muamalat: 5210061824 a.n. Irfan Nugroho.

🔴Semoga menjadi amal jariyah, pemberat timbangan kebaikan di akhirat, juga sebab tambahnya keberkahan pada diri, harta, dan keluarga pembaca semuanya. Aamiin

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button