Oleh
Sheikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairy
muakadah, atau sunnah tapi seperti wajib, dalam sholat adalah:
surat atau ayat Al-Quran,
seperti membaca satu ayat atau dua ayat setelah membaca Surat Al-Fatihah pada
shalat Subuh dan pada rekaat pertama dan kedua pada shalat Zuhur, Ashar,
Maghrib, dan Isya.
didasarkan pada hadist Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam:
Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam membaca Surat Al-Fatihah dan dua surat pada
dua rakaat pertama (rakaat pertama dan kedua) dalam sholat dzuhur, dan pada dua
rakaat terakhir (rakaat tiga dan empat) beliau hanya membaca Al-Fatihah saja,
dan terkadang beliau memperdengarkan ayat kepada para sahabat (pada rakaat
ketiga dan keempat),” (HR
Al-Bukhari: 17/197).
Mengucapkan:
liman khamidah, rabbana lakalkhamdu” (Semoga Allah mendengar hamba yang memuji-Nya,
wahai Rabb kami! Segala puji bagi-Mu,” bagi imam dan bagi orang yang
mengerjakan sholat sendirian.
makmum mengucapkan:
lakal hamdu…” (Wahai
Rabb kami! Segala puji bagi-Mu).
perkataan Abu Hurairah bahwasanya Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam
mengucapkan:
liman khamidah…”
Ketika mengangkat tulang punggungnya dari rukuk, kemudian ketika sudah berdiri
tegak lurus beliau mengucapkan, “Rabbana lakal khamdu…” (HR
Al-Bukhari: 52, 74, Kitab Adzan, dan Muslim: 25, 28, Kitab Ash-Shalah).
berdasarkan sabda Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam:
apabila imam mengucapkan, ‘Samiallahu liman khamidah…’ maka
ucapkanlah, ‘Allahumma rabbana wa lakal khamdu…” (HR
Al-Bukhari: 1/201, dan Muslim: 71, Kitab Ash-Shalah).
Mengucapkan:
rabbiyal adziim…” (Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung) sebanyak
tiga kali ketika rukuk. Kemudian mengucapkan, “Subkhana rabbiyal a’la…”
(Maha Suci Rabbku Yang Maha Tinggi) ketika sujud.
didasarkan sabda Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam ketika turun ayat:
bertasbihlah dengan menyebut nama Rabbmu yang Mahabesar,” (QS Al-Waqiah: 74), beliau bersabda “Jadikanlah ini
sebagai bacaan kalian ketika rukuk.”
turun ayat, “Sucikanlah nama Rabbmu yang Mahatinggi,” (QS Al-A’la: 1)
beliau bersabda, “Jadikahlah ini sebagai bacaan kalian ketika sujud,” (HR
Imam Ahmad: 4/155, dan Abu Daud: 869, dengan sanad yang bagus jayyid).
Intiqal
yang diucapkan ketika berpindah dari satu rukun ke rukun yang lain. Dari
berdiri pindah ke sujud, dari sujud pindah ke duduk di antara dua sujud, dan
dari duduk di antara dua sujud pindah ke berdiri. Hal ini berdasarkan perbuatan
Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam yang didengarkan oleh para sahabat.
awal dan tasyahud akhir,
serta duduk pada kedua tasyahud itu.
tasyahud:
wasshalawatu wathayyibat, assalaamualaika ayyuhannabiyu warakhmatullahi
wabarakatuhu, assalaamu alaina wa ala ibadillahisshalikhiin, asy hadu alla
ilaha illallah, wakhdahu laa syarii kalahu, wa wasy hadu anna mukhammadan
abduhu wa rasuluhu…”
pujian, shalawat, kebaikan itu milik Allah, semoga kedamaian rahmat, dan
keberkahan selalu melimpah padamu wahai Nabi (Muhammad), semoga kedamaian atas
kami dan hamba-hamba Allah yang shaleh, aku bersaksi bahwa tidak ada ilah
selain Allah, tidak ada satupun sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa
Muhammad itu hamba-Nya dan Rasul-Nya (HR Al-Bukhari: 1/211, 212, dan
Muslim: 55, Kitab Ash-Shalah).
dengan suara keras pada shalat jahriyah (shalat yang bacaannya dikeraskan).
mengeraskan bacaan pada rakaat pertama dan kedua pada shalat maghrib, isya, dan
subuh, dan membaca pelan pada shalat dhuhur dan ashar.
dengan suara pelan pada shalat sirriyah (shalat yang bacaannya dipelankan).
berlaku dalam shalat fardhu, adapun dalam shalat sunnah, disunnahkan untuk
melirihkan bacaan di siang hari, dan mengeraskannya jika malam hari, kecuali
jika khawatir dengan bacaannya itu dapat mengganggu orang lain, maka dianjurkan
untuk melirihkannya.
shalawat kepada Nabi
Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam pada tasyahud akhir:
ibrahimi (setelah tasyahud) adalah sebagai berikut:
shalli ala mukhammad wa ala ali mukhammad, kamaa shallaita ala ibrahima wa ala
alii ibrahima, wa barik ala mukhammad, kama barakta ala ibrahim wa ala alii
ibrahim innaka khamidum majiid….”
(Ya Allah! Limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya,
sebagaimana yang telah Engkau limpahkan shalawat kepada Ibrahim dan
keluarganya, dan berikanlah keberkahan kepada Muhammad dan keluarganya
sebagaimana yang telah Engkau berikan berkah pada Ibrahim dan keluarganya.
Sesungguhnya Engkah Maha Terpuji lagi Maha Mulia) (HR An-Nasa’i: 49,
Kitab As-Sahmu, Abu daud: 978, dan Imam Ahmad: 4/243, 244). Wallahu’alam
bish shawwab.